<?php // Make a MySQL Connection mysql_connect("localhost", "admin", "1admin") or die(mysql_error()); mysql_select_db("test") or die(mysql_error()); // Insert a row of information into the table "example" mysql_query("INSERT INTO example (name, age) VALUES('Timmy Mellowman', '23' ) ") or die(mysql_error()); mysql_query("INSERT INTO example (name, age) VALUES('Sandy Smith', '21' ) ") or die(mysql_error()); mysql_query("INSERT INTO example (name, age) VALUES('Bobby Wallace', '15' ) ") or die(mysql_error()); echo "Data Inserted!"; ?>
Rabu, 26 September 2012
insert
Selasa, 11 September 2012
Tugas 1 Grafkom
Televisi menjadi salah satu teknologi yang terus berkembang hingga saat
ini, sejak baru mulai menggunakan teknologi tabung katoda lalu LCD dan
yang paling gress saat ini yaitu menggunakan teknologi LED.
Postingan ini saya akan menjelaskan beberapa teknologi tersebut, tapi
sebelum itu saya akan mencoba menjelaskan sejarah televisi, karena
teknologi tersebut tidak dapat terlepas dari yang namanya televisi dan
monitor. Dan inilah sejarahnya ~
▪ 1831 - Joseph Henry dan Michael Faraday menemukan hukum gelombang elektro magnetik yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik
▪ 1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
▪ 1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
▪ 1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
▪ 1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila ditembakan elektron. Inilah yang menjadi dasar televisi layar tabung.
▪ 1900 – Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
▪ 1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
▪ 1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
▪ 1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
▪ 1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
▪ 1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD (Liquid Crystal Display) sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
▪ 1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
▪ 1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
▪ 1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
▪ 1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
▪ 1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
▪ 1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
▪ 1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
▪ 1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
▪ 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Begitulah kira-kira sejarah perkembangan televisi, lalu sekarang kita kembali ke topik awal mengenai Tabung Katoda, LCD, dan LED, berikut ini penjelasannya :
1. Tabung Sinar Katoda
Tabung sinar katode (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT), ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor video, televisi dan oskiloskop. CRT dikembangkan dari hasil kerja Philo Farnsworth yang dipakai dalam seluruh pesawat televisi sampai akhir abad 20, dan merupakan dasar perkembangan dari layar plasma, LCD dan bentuk teknologi TV lainnya.
Versi paling awal CRT adalah sebuah dioda katode-dingin, sebuah modifikasi dari tabung Crookes (lihat sinar-X) dengan layar dilapisi fosfor, kadangkala dinamakan tabung Braun. Versi pertama yang menggunakan kathoda panas dikembangkan oleh J.B. Johnson (yang merupakan asal istilah noise Johnson) dan H.W. Weinhart dari Western Electric dan menjadi produk komersial pada 1922.
Sinar katode adalah aliran elektron kecepatan tinggi yang dipancarkan dari katode yang dipanasi oleh elemen pemanas (heater) didalam sebuah tabung vakum.
Dalam tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah, diarahkan menjadi pancaran elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat "defleksi yoke" oleh medan magnetik untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan Vertikal untuk men"scan" permukaan di ujung pandang (anode), yang sebaris dengan bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi atau rare earth. Ketika elektron menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan menyebabkan timbulnya cahaya. Untuk keperluan layar CRT ini supaya fosfor berpendar atau bercahaya diperlukan tegangan tinggi yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt dibangkitkan oleh alat yang bernama Flayback.
Sebelum elektron ini menyentuh fosfor, dilayar tabung kaca elektron-elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang disebut skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar tabung untuk memfokuskan tiga bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk tabung layar warna. Pelat logam ini sangat tipis dan peka terhadap mangnit, jika magnit kuat akan merubah bentuk pelat ini sehingga tidak rata dan terjadilah warna yang semburat dan acak kerena tembakan elektron tidak terfokus pada ketiga titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut degausing.
Secara teori, CRT dan LCD memiliki perbedaan di mana CRT menggunakan elektron yang ditembakkan ke layar sehingga mewarnai menjadi suatu gambar. LCD memiliki cahaya di belakang yang konstan di mana intensitas kecerahan menjadi berbeda karena adanya penutupan/penghalangan dari molekul untuk sinar yang melewati panel.
2. LCD (Liquid Crystal Display)
LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Kini LCD mendominasi jenis tampilan untuk komputer meja maupun notebook karena membutuhkan daya listrik yang rendah, bentuknya tipis, mengeluarkan sedikit panas, dan memiliki resolusi tinggi.
Pada LCD berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi.
Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.
3. LED (Light Emitting Diode)
LED adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.
Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atau inframerah dekat.
Teknologi LED
Fungsi fisikal
Sebuah LED adalah sejenis diode semikonduktor istimewa. Seperti sebuah diode normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan - elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektrode dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Emisi cahaya
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah diode normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
Polarisasi
Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.
Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya.
Tegangan maju
Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik diode yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan sebuah diode untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf).
Sirkuit LED
Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan menjadi jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini.
Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit jika warna LED berbeda-beda, karena tiap warna LED yang berlainan mempunyai tegangan maju (Vf) yang berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan bila jumlah tegangan yang diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip LED, maka beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang diberikan terlalu besar akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai tegangan maju relatif rendah.
Pada umumnya, LED yang disusun secara seri harus mempunyai tegangan maju yang sama atau paling tidak tak berbeda jauh supaya rangkaian LED ini dapat bekerja secara baik. Jika LED digunakan untuk indikator pada voltase lebih tinggi dari operasinya dirangkai seri dengan resistor untuk menyesuaikan arus agar tidak melampaui arus maksimum LED, kalau arus maksimum terlampau LED jadi rusak.
Substrat LED
Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat dengan gallium arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan produksi alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi.
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai berikut:
• aluminium gallium arsenide (AlGaAs) - merah dan inframerah
• gallium aluminium phosphide - hijau
• gallium arsenide/phosphide (GaAsP) - merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
• gallium nitride (GaN) - hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
• gallium phosphide (GaP) - merah, kuning, dan hijau
• zinc selenide (ZnSe) - biru
• indium gallium nitride (InGaN) - hijau kebiruan dan biru
• indium gallium aluminium phosphide - oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
• silicon carbide (SiC) - biru
• diamond (C) - ultraviolet
• silicon (Si) - biru (dalam pengembangan)
• sapphire (Al2O3) - biru
Kelemahan dari penggunaan LED adalah cepat panas dan harga yang ditawarkan lebih mahal daripada LCD dengan ukuran yang sama.
▪ 1831 - Joseph Henry dan Michael Faraday menemukan hukum gelombang elektro magnetik yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik
▪ 1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
▪ 1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
▪ 1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
▪ 1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila ditembakan elektron. Inilah yang menjadi dasar televisi layar tabung.
▪ 1900 – Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
▪ 1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
▪ 1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
▪ 1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
▪ 1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
▪ 1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD (Liquid Crystal Display) sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
▪ 1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
▪ 1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
▪ 1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
▪ 1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
▪ 1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
▪ 1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
▪ 1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
▪ 1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
▪ 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Begitulah kira-kira sejarah perkembangan televisi, lalu sekarang kita kembali ke topik awal mengenai Tabung Katoda, LCD, dan LED, berikut ini penjelasannya :
1. Tabung Sinar Katoda
Tabung sinar katode (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT), ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor video, televisi dan oskiloskop. CRT dikembangkan dari hasil kerja Philo Farnsworth yang dipakai dalam seluruh pesawat televisi sampai akhir abad 20, dan merupakan dasar perkembangan dari layar plasma, LCD dan bentuk teknologi TV lainnya.
Versi paling awal CRT adalah sebuah dioda katode-dingin, sebuah modifikasi dari tabung Crookes (lihat sinar-X) dengan layar dilapisi fosfor, kadangkala dinamakan tabung Braun. Versi pertama yang menggunakan kathoda panas dikembangkan oleh J.B. Johnson (yang merupakan asal istilah noise Johnson) dan H.W. Weinhart dari Western Electric dan menjadi produk komersial pada 1922.
Sinar katode adalah aliran elektron kecepatan tinggi yang dipancarkan dari katode yang dipanasi oleh elemen pemanas (heater) didalam sebuah tabung vakum.
Dalam tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah, diarahkan menjadi pancaran elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat "defleksi yoke" oleh medan magnetik untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan Vertikal untuk men"scan" permukaan di ujung pandang (anode), yang sebaris dengan bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi atau rare earth. Ketika elektron menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan menyebabkan timbulnya cahaya. Untuk keperluan layar CRT ini supaya fosfor berpendar atau bercahaya diperlukan tegangan tinggi yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt dibangkitkan oleh alat yang bernama Flayback.
Sebelum elektron ini menyentuh fosfor, dilayar tabung kaca elektron-elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang disebut skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar tabung untuk memfokuskan tiga bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk tabung layar warna. Pelat logam ini sangat tipis dan peka terhadap mangnit, jika magnit kuat akan merubah bentuk pelat ini sehingga tidak rata dan terjadilah warna yang semburat dan acak kerena tembakan elektron tidak terfokus pada ketiga titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut degausing.
Secara teori, CRT dan LCD memiliki perbedaan di mana CRT menggunakan elektron yang ditembakkan ke layar sehingga mewarnai menjadi suatu gambar. LCD memiliki cahaya di belakang yang konstan di mana intensitas kecerahan menjadi berbeda karena adanya penutupan/penghalangan dari molekul untuk sinar yang melewati panel.
2. LCD (Liquid Crystal Display)
LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Kini LCD mendominasi jenis tampilan untuk komputer meja maupun notebook karena membutuhkan daya listrik yang rendah, bentuknya tipis, mengeluarkan sedikit panas, dan memiliki resolusi tinggi.
Pada LCD berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi.
Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.
3. LED (Light Emitting Diode)
LED adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.
Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atau inframerah dekat.
Teknologi LED
Fungsi fisikal
Sebuah LED adalah sejenis diode semikonduktor istimewa. Seperti sebuah diode normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan - elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektrode dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Emisi cahaya
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah diode normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
Polarisasi
Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.
Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya.
Tegangan maju
Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik diode yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan sebuah diode untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf).
Sirkuit LED
Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan menjadi jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini.
Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit jika warna LED berbeda-beda, karena tiap warna LED yang berlainan mempunyai tegangan maju (Vf) yang berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan bila jumlah tegangan yang diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip LED, maka beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang diberikan terlalu besar akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai tegangan maju relatif rendah.
Pada umumnya, LED yang disusun secara seri harus mempunyai tegangan maju yang sama atau paling tidak tak berbeda jauh supaya rangkaian LED ini dapat bekerja secara baik. Jika LED digunakan untuk indikator pada voltase lebih tinggi dari operasinya dirangkai seri dengan resistor untuk menyesuaikan arus agar tidak melampaui arus maksimum LED, kalau arus maksimum terlampau LED jadi rusak.
Substrat LED
Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat dengan gallium arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan produksi alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi.
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai berikut:
• aluminium gallium arsenide (AlGaAs) - merah dan inframerah
• gallium aluminium phosphide - hijau
• gallium arsenide/phosphide (GaAsP) - merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
• gallium nitride (GaN) - hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
• gallium phosphide (GaP) - merah, kuning, dan hijau
• zinc selenide (ZnSe) - biru
• indium gallium nitride (InGaN) - hijau kebiruan dan biru
• indium gallium aluminium phosphide - oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
• silicon carbide (SiC) - biru
• diamond (C) - ultraviolet
• silicon (Si) - biru (dalam pengembangan)
• sapphire (Al2O3) - biru
Kelemahan dari penggunaan LED adalah cepat panas dan harga yang ditawarkan lebih mahal daripada LCD dengan ukuran yang sama.
Rabu, 27 Juni 2012
ZZZZzzzz...
#include<stdio.h>
#include<conio.h>
void main()
{
float A,B,C,D,E,F;
float Hasil1, Hasil2;
clrscr();
printf("Masukan Nilai A : ");scanf("%f",&A);
printf("Masukan Nilai B : ");scanf("%f",&B);
printf("Masukan Nilai C : ");scanf("%f",&C);
printf("Masukan Nilai D : ");scanf("%f",&D);
printf("Masukan Nilai E : ");scanf("%f",&E);
printf("Masukan Nilai F : ");scanf("%f",&F);
Hasil1 = A + B + C + D + E / F;
Hasil2 = (A + B + C + D + E)/ F;
printf("%5.2f + %5.2f + %5.2f + %5.2f + %5.2f / %5.2f = %5.2f \n",A,B,C,D,E,F,Hasil1);
printf("(%5.2f + %5.2f + %5.2f + %5.2f + %5.2f) / %5.2f = %5.2f \n",A,B,C,D,E,F,Hasil2);
getch();
}
#include<conio.h>
void main()
{
float A,B,C,D,E,F;
float Hasil1, Hasil2;
clrscr();
printf("Masukan Nilai A : ");scanf("%f",&A);
printf("Masukan Nilai B : ");scanf("%f",&B);
printf("Masukan Nilai C : ");scanf("%f",&C);
printf("Masukan Nilai D : ");scanf("%f",&D);
printf("Masukan Nilai E : ");scanf("%f",&E);
printf("Masukan Nilai F : ");scanf("%f",&F);
Hasil1 = A + B + C + D + E / F;
Hasil2 = (A + B + C + D + E)/ F;
printf("%5.2f + %5.2f + %5.2f + %5.2f + %5.2f / %5.2f = %5.2f \n",A,B,C,D,E,F,Hasil1);
printf("(%5.2f + %5.2f + %5.2f + %5.2f + %5.2f) / %5.2f = %5.2f \n",A,B,C,D,E,F,Hasil2);
getch();
}
Selasa, 26 Juni 2012
Program menentukan nilai minimum dan maksimum
program min_max;
uses wincrt;
var
a : array[1..100] of real;
i,n : integer;
max,min : real;
begin
writeln ('masukkan banyaknya data:'); readln(n);
max:=-9999;
min:=9999;
clrscr;
for i:=1 to n do begin
writeln ('data ke: ',i); readln (a[i]);
if max<(a[i]) then max := (a[i]);
if min>(a[i]) then min := (a[i]);
end;
writeln('nilai maksimum : ', max:6:2);
writeln('nilai minimum : ', min:6:2);
end.
uses wincrt;
var
a : array[1..100] of real;
i,n : integer;
max,min : real;
begin
writeln ('masukkan banyaknya data:'); readln(n);
max:=-9999;
min:=9999;
clrscr;
for i:=1 to n do begin
writeln ('data ke: ',i); readln (a[i]);
if max<(a[i]) then max := (a[i]);
if min>(a[i]) then min := (a[i]);
end;
writeln('nilai maksimum : ', max:6:2);
writeln('nilai minimum : ', min:6:2);
end.
Program invers (3 dimensi)
uses wincrt;
label hitung;
var
mat,adj : array [1..5,1..5] of integer;
det,i,j : integer;
c:char;
begin
clrscr;
{ tampilan awal keterangan matrik }
gotoxy(20,4);
writeln('Matriks Ordo 2 x 2');
gotoxy(15,5);
writeln('-------------------------');
gotoxy(15,7);
writeln('1. Input data matrik ');
gotoxy(15,8);
writeln('2. Menentukan Adjoin Matrik');
gotoxy(15,9);
writeln('3. Mencari determinan matriks');
gotoxy(15,10);
writeln('4. Mencari Invers matriks');
readln;
if c = #13 then goto hitung;
{end tampilan awal keterangan matrik}
{mulai proses input}
hitung:
begin
clrscr;
writeln('Input Matrik Ordo 2x2');
writeln('-------------------------');
for i := 1 to 2 do begin
for j:= 1 to 2 do begin
write('matrik ke ',i,' ',j,': ');readln(mat[i,j]);
end;
writeln;
end;
for i := 1 to 2 do begin
write('|');
for j := 1 to 2 do begin
write(' ',mat[i,j],' ');
if j = 2 then write ('|');
end;
writeln;
end;
{end proses input matrik}
writeln;
writeln;
{mulai adjoin matrik dan determinan}
writeln('Adjoin matrik Ordo 2x2');
writeln('-----------------------');
adj[1,1] := mat[2,2];
adj[1,2] := mat[1,2] * -1;
adj[2,1] := mat[2,1] * -1;
adj[2,2] := mat[1,1];
for i := 1 to 2 do begin
write('|');
for j := 1 to 2 do begin
write(' ',adj[i,j],' ');
if j = 2 then write('|');
end;
writeln;
end;
writeln;
det := (mat[1,1] * mat [2,2]) - (mat[1,2] * mat[2,1]);
write('Determinan dari matrik diatas adalah ');
writeln(det);
writeln;
{end of adjoin and determinan}
{mulai menghitung invers matrik}
writeln('Invers Matrik ');
writeln('----------------');
writeln;
for i := 1 to 2 do begin
write('|');
for j := 1 to 2 do begin
write(' ',adj[i,j]/det:3:2,' ');
if j = 2 then write('|');
end;
writeln;writeln;writeln;
end;
{end of hitung invers matrik}
end;
readln;
end.
label hitung;
var
mat,adj : array [1..5,1..5] of integer;
det,i,j : integer;
c:char;
begin
clrscr;
{ tampilan awal keterangan matrik }
gotoxy(20,4);
writeln('Matriks Ordo 2 x 2');
gotoxy(15,5);
writeln('-------------------------');
gotoxy(15,7);
writeln('1. Input data matrik ');
gotoxy(15,8);
writeln('2. Menentukan Adjoin Matrik');
gotoxy(15,9);
writeln('3. Mencari determinan matriks');
gotoxy(15,10);
writeln('4. Mencari Invers matriks');
readln;
if c = #13 then goto hitung;
{end tampilan awal keterangan matrik}
{mulai proses input}
hitung:
begin
clrscr;
writeln('Input Matrik Ordo 2x2');
writeln('-------------------------');
for i := 1 to 2 do begin
for j:= 1 to 2 do begin
write('matrik ke ',i,' ',j,': ');readln(mat[i,j]);
end;
writeln;
end;
for i := 1 to 2 do begin
write('|');
for j := 1 to 2 do begin
write(' ',mat[i,j],' ');
if j = 2 then write ('|');
end;
writeln;
end;
{end proses input matrik}
writeln;
writeln;
{mulai adjoin matrik dan determinan}
writeln('Adjoin matrik Ordo 2x2');
writeln('-----------------------');
adj[1,1] := mat[2,2];
adj[1,2] := mat[1,2] * -1;
adj[2,1] := mat[2,1] * -1;
adj[2,2] := mat[1,1];
for i := 1 to 2 do begin
write('|');
for j := 1 to 2 do begin
write(' ',adj[i,j],' ');
if j = 2 then write('|');
end;
writeln;
end;
writeln;
det := (mat[1,1] * mat [2,2]) - (mat[1,2] * mat[2,1]);
write('Determinan dari matrik diatas adalah ');
writeln(det);
writeln;
{end of adjoin and determinan}
{mulai menghitung invers matrik}
writeln('Invers Matrik ');
writeln('----------------');
writeln;
for i := 1 to 2 do begin
write('|');
for j := 1 to 2 do begin
write(' ',adj[i,j]/det:3:2,' ');
if j = 2 then write('|');
end;
writeln;writeln;writeln;
end;
{end of hitung invers matrik}
end;
readln;
end.
ganjil genap ( PASCAL )
program pascal;
uses wincrt;
var b:longint;
hasil : integer;
begin
writeln('bilangan = '); readln(b);
if (b mod 2)=1 then
write('ganjil')
else
write('genap');
end.
uses wincrt;
var b:longint;
hasil : integer;
begin
writeln('bilangan = '); readln(b);
if (b mod 2)=1 then
write('ganjil')
else
write('genap');
end.
program penjualan
Contoh Skrip-nya
Menentukan Tipe Data Terlebih dahulu:
type
TForm1 = class(TForm)
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
GroupBox1: TGroupBox;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Label5: TLabel;
Label6: TLabel;
Edit1: TEdit;
Edit2: TEdit;
Edit3: TEdit;
Edit4: TEdit;
GroupBox2: TGroupBox;
Edit5: TEdit;
Edit6: TEdit;
Edit7: TEdit;
Edit8: TEdit;
Button1: TButton;
Button2: TButton;
Button3: TButton;
GroupBox3: TGroupBox;
Edit9: TEdit;
Edit10: TEdit;
Edit11: TEdit;
Edit12: TEdit;
Label7: TLabel;
Edit13: TEdit;
Label8: TLabel;
Label10: TLabel;
Label11: TLabel;
Label12: TLabel;
Label13: TLabel;
Label9: TLabel;
Label14: TLabel;
Label15: TLabel;
Label16: TLabel;
Label17: TLabel;
Label18: TLabel;
Label19: TLabel;
Label20: TLabel;
Label21: TLabel;
Label22: TLabel;
Label23: TLabel;
Label24: TLabel;
Edit14: TEdit;
Edit15: TEdit;
Edit16: TEdit;
Label25: TLabel;
Label26: TLabel;
Timer1: TTimer;
Label27: TLabel;
Label28: TLabel;
Label29: TLabel;
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button3Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
procedure Timer1Timer(Sender: TObject);
Skrip Selanjutnya
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
var hrgDasBRS,hrgDasGLR,hrgDasMYG,hrgDasTT:Currency;
jmlBRS,jmlGLR,jmlMYG,jmlTT:integer;
TotBRS,TotGLR,TotMYG,TotTT:Currency;
begin
//Mendeklarasikan Harga Satuan Barang
hrgDasBRS:=StrToCurr(Edit1.Text);
hrgDasGLR:=StrToCurr(Edit2.Text);
hrgDasMYG:=StrToCurr(Edit3.Text);
hrgDasTT:=StrToCurr(Edit4.Text);
//Mendeklarasikan Jumlah Pembelian
jmlBRS:=StrToInt(Edit5.Text);
jmlGLR:=StrToInt(Edit6.Text);
jmlMYG:=StrToInt(Edit7.Text);
jmlTT:=StrToInt(Edit8.Text);
//Menghitung Harga Dasar x Jumlah Beli
TotBRS:=hrgDasBRS*jmlBRS;
TotGLR:=hrgDasGLR*jmlGLR;
TotMYG:=hrgDasMYG*jmlMYG;
TotTT:=hrgDasTT*jmlTT;
//Menulis Hasil Ke Komponen Total
Edit9.Text:=CurrToStr(TotBRS );
Edit10.Text:=CurrToStr(TotGLR );
Edit11.Text:=CurrToStr(TotMYG );
Edit12.Text:=CurrToStr(TotTT );
Edit13.Text:=CurrToStr(TotBRS+TotGLR+TotMYG+TotTT);
end;
procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject);
begin
close;
end;
procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
begin
Edit1.Clear;
Edit2.Clear;
Edit3.Clear;
Edit4.Clear;
Edit5.Clear;
Edit6.Clear;
Edit7.Clear;
Edit8.Clear;
Edit9.Clear;
Edit10.Clear;
Edit11.Clear;
Edit12.Clear;
Edit13.Clear;
end;
procedure TForm1.Timer1Timer(Sender: TObject);
var a:Integer;
begin
if Label1.Visible=True then
Label1.Visible:=False
else
if Label1.Visible=False then
Label1.Visible:=True;
Label27.Caption:=FormatDateTime('dd/mm/yyyy',now);
Label28.Caption:=FormatDateTime('hh:mm:ss',now);
//menampilkan jam dan tangggal
Label29.Caption:=TimeToStr(time)+' '+DateTimeToStr(date);
//menampilkan tulisan berjalan
Label2.Left:=Label2.Left-18;
//mengulang tulisan berjalan
Label26.Left:=Label26.Left-3;
end;
end.
Menentukan Tipe Data Terlebih dahulu:
type
TForm1 = class(TForm)
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
GroupBox1: TGroupBox;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Label5: TLabel;
Label6: TLabel;
Edit1: TEdit;
Edit2: TEdit;
Edit3: TEdit;
Edit4: TEdit;
GroupBox2: TGroupBox;
Edit5: TEdit;
Edit6: TEdit;
Edit7: TEdit;
Edit8: TEdit;
Button1: TButton;
Button2: TButton;
Button3: TButton;
GroupBox3: TGroupBox;
Edit9: TEdit;
Edit10: TEdit;
Edit11: TEdit;
Edit12: TEdit;
Label7: TLabel;
Edit13: TEdit;
Label8: TLabel;
Label10: TLabel;
Label11: TLabel;
Label12: TLabel;
Label13: TLabel;
Label9: TLabel;
Label14: TLabel;
Label15: TLabel;
Label16: TLabel;
Label17: TLabel;
Label18: TLabel;
Label19: TLabel;
Label20: TLabel;
Label21: TLabel;
Label22: TLabel;
Label23: TLabel;
Label24: TLabel;
Edit14: TEdit;
Edit15: TEdit;
Edit16: TEdit;
Label25: TLabel;
Label26: TLabel;
Timer1: TTimer;
Label27: TLabel;
Label28: TLabel;
Label29: TLabel;
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button3Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
procedure Timer1Timer(Sender: TObject);
Skrip Selanjutnya
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
var hrgDasBRS,hrgDasGLR,hrgDasMYG,hrgDasTT:Currency;
jmlBRS,jmlGLR,jmlMYG,jmlTT:integer;
TotBRS,TotGLR,TotMYG,TotTT:Currency;
begin
//Mendeklarasikan Harga Satuan Barang
hrgDasBRS:=StrToCurr(Edit1.Text);
hrgDasGLR:=StrToCurr(Edit2.Text);
hrgDasMYG:=StrToCurr(Edit3.Text);
hrgDasTT:=StrToCurr(Edit4.Text);
//Mendeklarasikan Jumlah Pembelian
jmlBRS:=StrToInt(Edit5.Text);
jmlGLR:=StrToInt(Edit6.Text);
jmlMYG:=StrToInt(Edit7.Text);
jmlTT:=StrToInt(Edit8.Text);
//Menghitung Harga Dasar x Jumlah Beli
TotBRS:=hrgDasBRS*jmlBRS;
TotGLR:=hrgDasGLR*jmlGLR;
TotMYG:=hrgDasMYG*jmlMYG;
TotTT:=hrgDasTT*jmlTT;
//Menulis Hasil Ke Komponen Total
Edit9.Text:=CurrToStr(TotBRS );
Edit10.Text:=CurrToStr(TotGLR );
Edit11.Text:=CurrToStr(TotMYG );
Edit12.Text:=CurrToStr(TotTT );
Edit13.Text:=CurrToStr(TotBRS+TotGLR+TotMYG+TotTT);
end;
procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject);
begin
close;
end;
procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
begin
Edit1.Clear;
Edit2.Clear;
Edit3.Clear;
Edit4.Clear;
Edit5.Clear;
Edit6.Clear;
Edit7.Clear;
Edit8.Clear;
Edit9.Clear;
Edit10.Clear;
Edit11.Clear;
Edit12.Clear;
Edit13.Clear;
end;
procedure TForm1.Timer1Timer(Sender: TObject);
var a:Integer;
begin
if Label1.Visible=True then
Label1.Visible:=False
else
if Label1.Visible=False then
Label1.Visible:=True;
Label27.Caption:=FormatDateTime('dd/mm/yyyy',now);
Label28.Caption:=FormatDateTime('hh:mm:ss',now);
//menampilkan jam dan tangggal
Label29.Caption:=TimeToStr(time)+' '+DateTimeToStr(date);
//menampilkan tulisan berjalan
Label2.Left:=Label2.Left-18;
//mengulang tulisan berjalan
Label26.Left:=Label26.Left-3;
end;
end.
kalkulator pake VB
Contoh Skrip nya
Menentukan Tipe Data nya
type
TForm1 = class(TForm)
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Edit1: TEdit;
Edit2: TEdit;
Button1: TButton;
Button2: TButton;
Button3: TButton;
Button4: TButton;
Button5: TButton;
Button6: TButton;
Label3: TLabel;
Edit3: TEdit;
Button7: TButton;
Button8: TButton;
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
procedure Button3Click(Sender: TObject);
procedure Button4Click(Sender: TObject);
procedure Button5Click(Sender: TObject);
procedure Button6Click(Sender: TObject);
procedure Button7Click(Sender: TObject);
procedure Button8Click(Sender: TObject);
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
var a,g,i:real;
begin
a:=StrToFloat(Edit1.Text);
g:=StrToFloat(Edit2.Text);
i:=a+g;
Edit3.Text:=FloatToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
var a,g,i:real;
begin
a:=StrToFloat(Edit1.Text);
g:=StrToFloat(Edit2.Text);
i:=a-g;
Edit3.Text:=FloatToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject);
var a,g,i:real;
begin
a:=StrToFloat(Edit1.Text);
g:=StrToFloat(Edit2.Text);
i:=a*g;
Edit3.Text:=FloatToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button4Click(Sender: TObject);
var a,g,i:real;
begin
a:=StrToFloat(Edit1.Text);
g:=StrToFloat(Edit2.Text);
i:=a/g;
Edit3.Text:=FloatToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button5Click(Sender: TObject);
var a,g,i:integer;
begin
a:=StrToInt(Edit1.Text);
g:=StrToInt(Edit2.Text);
i:=a div g;
Edit3.Text:=IntToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button6Click(Sender: TObject);
var a,g,i:integer;
begin
a:=StrToInt(Edit1.Text);
g:=StrToInt(Edit2.Text);
i:=a mod g;
Edit3.Text:=IntToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button7Click(Sender: TObject);
begin
Edit1.Clear;
Edit2.Clear;
Edit3.Clear;
end;
procedure TForm1.Button8Click(Sender: TObject);
begin
Close;
end;
end.
Menentukan Tipe Data nya
type
TForm1 = class(TForm)
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Edit1: TEdit;
Edit2: TEdit;
Button1: TButton;
Button2: TButton;
Button3: TButton;
Button4: TButton;
Button5: TButton;
Button6: TButton;
Label3: TLabel;
Edit3: TEdit;
Button7: TButton;
Button8: TButton;
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
procedure Button3Click(Sender: TObject);
procedure Button4Click(Sender: TObject);
procedure Button5Click(Sender: TObject);
procedure Button6Click(Sender: TObject);
procedure Button7Click(Sender: TObject);
procedure Button8Click(Sender: TObject);
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
var a,g,i:real;
begin
a:=StrToFloat(Edit1.Text);
g:=StrToFloat(Edit2.Text);
i:=a+g;
Edit3.Text:=FloatToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
var a,g,i:real;
begin
a:=StrToFloat(Edit1.Text);
g:=StrToFloat(Edit2.Text);
i:=a-g;
Edit3.Text:=FloatToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject);
var a,g,i:real;
begin
a:=StrToFloat(Edit1.Text);
g:=StrToFloat(Edit2.Text);
i:=a*g;
Edit3.Text:=FloatToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button4Click(Sender: TObject);
var a,g,i:real;
begin
a:=StrToFloat(Edit1.Text);
g:=StrToFloat(Edit2.Text);
i:=a/g;
Edit3.Text:=FloatToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button5Click(Sender: TObject);
var a,g,i:integer;
begin
a:=StrToInt(Edit1.Text);
g:=StrToInt(Edit2.Text);
i:=a div g;
Edit3.Text:=IntToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button6Click(Sender: TObject);
var a,g,i:integer;
begin
a:=StrToInt(Edit1.Text);
g:=StrToInt(Edit2.Text);
i:=a mod g;
Edit3.Text:=IntToStr(i);
end;
procedure TForm1.Button7Click(Sender: TObject);
begin
Edit1.Clear;
Edit2.Clear;
Edit3.Clear;
end;
procedure TForm1.Button8Click(Sender: TObject);
begin
Close;
end;
end.
program menentukan ganjil dan genap...
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main()
{
clrscr();
int bil, sisa;
cout<<"Masukkan sebuah bilangan : ";
cin>>bil;
sisa = bil % 2;
if(sisa == 0)
cout<<bil<<" adalah bilangan genap"<<endl;
else
cout<<bil<<" adalah bilangan ganjil"<<endl;
getch();
}
#include <conio.h>
main()
{
clrscr();
int bil, sisa;
cout<<"Masukkan sebuah bilangan : ";
cin>>bil;
sisa = bil % 2;
if(sisa == 0)
cout<<bil<<" adalah bilangan genap"<<endl;
else
cout<<bil<<" adalah bilangan ganjil"<<endl;
getch();
}
# jon martin manik
Jumat, 08 Juni 2012
business plan
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kota Bandung sebagai pusat jajanan
(kuliner) dan fashion di Indonesia merupakan sebuah peluang usaha yang sangat
menjanjikan. Peluang ini tentunya sejalan juga dengan tren dan selera konsumen
yang dinamis dan semakin besar terutama untuk produk-produk kuliner unik. Hal
inilah yang memotivasi para produsen untuk semakin mengembangkan dan membuat
produk-produk kuliner terbarukan dan unik serta mengikuti selera konsumen.
Sehubungan dengan hal diatas, kami selaku konsumen sekaligus
masyarakat umum yang menganggap itu sebagai sebuah peluang yang sangat
potensial merasa perlu untuk memanfaatkan peluang tersebut. Oleh karena itu,
kami membuat sebuah gagasan untuk membuat sebuah usaha dalam bidang kuliner.
Adapun produk yang kami tawarkan adalah “Pizza Brownies Ceria”. Sebuah makanan jenis baru yang unik
dan menarik serta sangat berbeda dengan produk kuliner-kuliner lainnya yang ada
di kota Bandung.
BAB II
ANALISIS BARANG DAN JASA
2.1
Deskripsi
Selama
ini kita mengetahui bahwa brownies
di kota Bandung sudah tidak asing lagi dan memiliki beragam rasa dan pilihan. Namun, disini kami mencoba menawarkan brownies yang
memiliki cita rasa berbeda dengan brownies yang ada. Keunikan dari produk kami
yaitu kami membuat brownie ini dari pisang, yang dimana hal ini menimbulkan
keunikan tersendiri. Brownies
diperkirakan berasal dari Amerika Serikat sebenarnya kue brownies itu adalah
produk gagal dari resep molasses candy dari adonan kue coklat yang tidak diberi
baking powder secara tidak sengaja sehingga kue coklat menjadi bantat tidak mengembang.
Salah satu cerita menyatakan bahwa brownies diciptakan di Palmer House, Chicago pada tahun 1892. pertama kali muncul dalam buku memasak (1896) di Boston Cooking School yang ditulis oleh Fannie Merritt Farmer. muncul lagi pada tahun 1907, berada di Lowney’s Cook Book, ditulis oleh Maria Willett Howard. Ia menambahkan beberapa bahan dalam resep yang ditulis oleh Fannie Merritt Farmer. Seiring jaman kue brownies banyak perubahan dengan tambahan – tambahan bahan adonan hingga menjadi sempurna kue tersebut dan brownies sudah populer sejak tahun 1920-an hingga sekarang dulu kue brownies adalah makanan kalangan yang elite tapi sekarang dikalangan mana pun bisa mengkomsumsinya karena mudah cara pembuatannya dan terjangkau dalam pembuatan adonan tersebut.
Salah satu cerita menyatakan bahwa brownies diciptakan di Palmer House, Chicago pada tahun 1892. pertama kali muncul dalam buku memasak (1896) di Boston Cooking School yang ditulis oleh Fannie Merritt Farmer. muncul lagi pada tahun 1907, berada di Lowney’s Cook Book, ditulis oleh Maria Willett Howard. Ia menambahkan beberapa bahan dalam resep yang ditulis oleh Fannie Merritt Farmer. Seiring jaman kue brownies banyak perubahan dengan tambahan – tambahan bahan adonan hingga menjadi sempurna kue tersebut dan brownies sudah populer sejak tahun 1920-an hingga sekarang dulu kue brownies adalah makanan kalangan yang elite tapi sekarang dikalangan mana pun bisa mengkomsumsinya karena mudah cara pembuatannya dan terjangkau dalam pembuatan adonan tersebut.
2.2 Perbandingan
Keunikan
atau keunggulan dari pizza brownies keju, yaitu:
1.
Makanan
yang sehat
2.
Memiliki bentuk yang unik menyerupai pizza
3.
Memiliki
rasa yang unik
4.
Dikemas
secara praktis dan higienis
5.
Makanan
berkualitas restoran dapat dinikmati dengan harga terjangkau.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
ASPEK PEMASARAN
3.1 Segmentasi
Produk ini diutamakan akan dipasarkan di kalangan umum, setelah itu rencana pengembangan usaha
akan dilebarkan ke tempat-tempat publik yang potensial. Untuk pembukaan awal
akan di buka di daerah pusat jajanan yang terletak di Dago. Pemilihan tempat jajanan ini dalam pemasaran adalah dikarenakan
banyaknnya kebutuhan masyarakat
yang membutuhkan makanan yang mengenyangkan, lezat, sehat, praktis, dan
pastinya dengan harga yang terjangkau dalam menunjang segala aktifitasnya.
3.2 Pesaing
Bisnis Perusahaan
Pesaing dari bisnis kami terdiri dari
pasaing langsung dan
pesaing tidak langsung sebagai berikut:
1.
Pesaing
langsung
Pedagang yang menjual makanan brownies
2.
Pesaing
tidak langsung
Pedagang
yang menjual makanan camilan kecil dan makanan berat yang memiliki menu selain brownies
3.3 Strategi
Pemasaran
Product
Produk
yang akan dipasarkan yaitu “Pizza
Brownies Ceria” yang berbahan dasar coklat. Makanan ini dipilih karena merupakan sumber serat dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat yang memberikan tubuh kita vitamin, mineral dan energi.
Tampilan
yang kami buat untuk produk ini terdiri dari desain, kemasan, labelling. Dan
packaging. Desain produk dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Untuk
lapisan pisang brownies:
1. Kue tepung gandum utuh 1 cangkir
2. Lelehkan chocolate chips semi manis 1 /4 cangkir
3. Kakao tidak manis 1 /4 cangkir
4. Tanpa lemak susu bubuk kering 1 /4 cangkir
5. Baking soda 1 /4 sdt
6. Masak pisang 1 besar
7. Gula 1 /2 cangkir
8. Telur 1 besar
9. Susu mentega 1 /4 cangkir
10.Vanilla ekstrak 1 sdm
Untuk topping:
1. Pisang - Diiris
2. Heavy whipping cream - Whipped dan dingin
3. Agave nektar - Untuk gerimis
1. Kue tepung gandum utuh 1 cangkir
2. Lelehkan chocolate chips semi manis 1 /4 cangkir
3. Kakao tidak manis 1 /4 cangkir
4. Tanpa lemak susu bubuk kering 1 /4 cangkir
5. Baking soda 1 /4 sdt
6. Masak pisang 1 besar
7. Gula 1 /2 cangkir
8. Telur 1 besar
9. Susu mentega 1 /4 cangkir
10.Vanilla ekstrak 1 sdm
Untuk topping:
1. Pisang - Diiris
2. Heavy whipping cream - Whipped dan dingin
3. Agave nektar - Untuk gerimis
Price
Harga
yang kami tawarkan untuk satu buah Pizza
Brownies Ceria Rp. 30.000,- dapat dinikmati oleh 5 orang. Harga yang kami
tawarkan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar dan kondisi
ekonomi. Metode penetapan harga yang kami gunakan adalah Cost Plus Pricing Method.
Place
Tempat yang akan kami gunakan dalam pemasaran
kami adalah tempat jajanan dan tempat umum yang ramai.
Promotion
Promosi
yang akan kami lakukan untuk memasarkan produk ini dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya adalah:
a.
Penyebaran informasi dari mulut ke mulut
Memberikan
informasi mengenai produk kepada kerabat, teman dan relasi
b.
Penyebaran Pamflet dan Brosur
Penyebaran
Pamflet dan Brosur digunakan untuk mengefektifkan strategi pemasaran produk
kami dengan cara melakukan penempelan di tempat-tempat umum yang diizinkan, di
wilayah pemasaran.
c.
Pemasangan Spanduk
Pemasangan
spanduk di lokasi usaha dengan warna dan desain yang menarik untuk mengundang
konsumen dan menampilkan desain dari produk “Pizza Brownies Ceria”.
People
Pasar yang kami
pilih adalah masyarakat dan orang-orang yang mempunyai kegemaran memakan brownies.
Process
Proses pembuatan produk ini mudah dan
menyehatkan bagi pengonsumsinya.
Metode:
1. Panaskan oven ke 350F.
2. Olesi kue bulat timah dan sisihkan.
3. Campur semua bahan kering, tepung terigu kue utuh, coklat, susu bubuk dan soda kue dalam mangkuk.
4. Dalam food processor, campur pisang, keripik cokelat leleh, gula, telur, buttermilk, dan vanili sampai halus.
5. Kocok pada bahan kering ke dalam campuran basah hanya sampai gabungan, tidak atas campuran.
6. Panggang pada suhu 350F selama 20-25 menit atau sampai tusuk gigi keluar bersih saat dimasukkan di tengah. Jangan terlalu panggang.
7. Biarkan dingin sepenuhnya. Atas dengan whipped cream, dan pisang dan gerimis Agave nektar sedikit (atau madu akan bekerja dengan baik juga) di atas.
1. Panaskan oven ke 350F.
2. Olesi kue bulat timah dan sisihkan.
3. Campur semua bahan kering, tepung terigu kue utuh, coklat, susu bubuk dan soda kue dalam mangkuk.
4. Dalam food processor, campur pisang, keripik cokelat leleh, gula, telur, buttermilk, dan vanili sampai halus.
5. Kocok pada bahan kering ke dalam campuran basah hanya sampai gabungan, tidak atas campuran.
6. Panggang pada suhu 350F selama 20-25 menit atau sampai tusuk gigi keluar bersih saat dimasukkan di tengah. Jangan terlalu panggang.
7. Biarkan dingin sepenuhnya. Atas dengan whipped cream, dan pisang dan gerimis Agave nektar sedikit (atau madu akan bekerja dengan baik juga) di atas.
Sehingga produk”
Pizza Brownies Keju” disajikan secara lezat, hangat, dan
sehat.
BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN (SWOT ANALYST)
4.1 Analisis
Lingkungan Internal
Strength (Kekuatan)
a. Bahan baku mudah di dapat
b. Merupakan produk jenis baru yang akan menarik
konsumen
c. Bentuk dan design produk yang menarik dan kreatif
d. Menggunakan peralatan memasak yang sederhana dan
mudah di dapat
e. Harga bahan baku yang relatif terjangkau
f. Produk yang cocok untuk semua usia
g. Produk sehat dan halal
Weakness
(Kelemahan)
a. Terbatasnya SDM
b. Kualitas SDM yang belum optimal
4.2 Analisis
Lingkungan Eksternal
Opportunity (Peluang)
a. Bandung terkenal sebagi pusat jajanan (kuliner)
b. Selera masyarakat yang cenderung tertarik pada
kuliner
c. Banyak
Masyarakat
yang tidak sempat sarapan atau makan siang karena keterbatasan waktu.
d. Perkembangan ekonomi dalam bidang kuliner sedang
berkembang dan prospeknya memiliki going
concern yang kuat
Treath (Hambatan/Tantangan)
a. Banyak persaingan produk dalam bidang kuliner
b. Ancaman produk kurang diminati
c. Kebijakan harga bahan pokok
dari pemerintah
d. Isu-isu media masa akan bahan baku berbahaya
e.
Perizinan lokasi usaha yang relatif sulit
BAB V
ASPEK KEUANGAN
ASPEK KEUANGAN
5.1 Struktur
Modal
Struktur Modal untuk usaha ini ada 2 jenis, yaitu:
1.
Modal
sendiri
Modal
sendiri diperoleh dari para pemilik yang memberikan modal masing-masing 20%
2.
Modal
pinjaman
Modal pinjaman diperoleh dari dana
yang diterima dari investor yang menanamkan modalnya untuk usaha dagang ini.
5.2 Kebutuhan
Dana
Rincian Biaya
Perkiraan dana yang dibutuhkan pada
triwulan pertama (tahun ke-0), sebagai berikut:
1.
Biaya Peralatan
No
|
Nama Peralatan
|
Satuan
|
Jumlah
|
Harga
|
Total
|
1
|
Kompor
Gas
|
Buah
|
1
|
Rp
200.000
|
Rp
200.000
|
2
|
Tabung
Gas
|
Buah
|
1
|
Rp
500.000
|
Rp
500.000
|
3
|
Selang
Gas
|
Buah
|
1
|
Rp
77.000
|
Rp 77.000
|
4
|
Teflon
|
Buah
|
1
|
Rp
50.000
|
Rp 50.000
|
5
|
Wajan
|
Buah
|
1
|
Rp
30.000
|
Rp 30.000
|
6
|
Wadah
|
Buah
|
4
|
Rp
5.000
|
Rp 20.000
|
7
|
Piring
|
Buah
|
3
|
Rp
3.000
|
Rp 9.000
|
8
|
Talenan
|
Buah
|
1
|
Rp
10.000
|
Rp 10.000
|
9
|
Pisau
|
Buah
|
1
|
Rp
5.000
|
Rp 5.000
|
10
|
Sendok
|
Lusin
|
1
|
Rp
10.000
|
Rp 10.000
|
11
|
Kursi
|
Buah
|
3
|
Rp
20.000
|
Rp 60.000
|
12
|
Ember
|
Buah
|
1
|
Rp
10.000
|
Rp 10.000
|
TOTAL
|
Rp. 981.000
|
2.
Biaya Perlengkapan
No
|
Nama Perlengkapan
|
Satuan
|
Jumlah
|
Harga
|
Total
|
1
|
Sapu
|
Buah
|
1
|
Rp
9.900
|
Rp 9.900
|
2
|
Lap
|
Buah
|
3
|
Rp
1.250
|
Rp 3.750
|
3
|
Kotak
Pizza
|
Buah
|
1000
|
Rp 400
|
Rp
400.000
|
4
|
Sendok
Plastik
|
Buah
|
1000
|
Rp 200
|
Rp
200.000
|
5
|
Plastik
|
Bungkus
|
20
|
Rp
3.000
|
Rp 60.000
|
6
|
Celemek
|
Buah
|
1
|
Rp
7.500
|
Rp
750.000
|
7
|
Tempat
sampah
|
Buah
|
1
|
Rp
7.500
|
Rp
750.000
|
TOTAL
|
Rp 2.173.650
|
3.
Biaya Bahan Baku Utama untuk 1 loyang
No.
|
Jenis Bahan Baku
|
Satuan
|
Biaya
|
1.
|
Tepung Gandum
|
1 kg
|
Rp. 10.000
|
2.
|
Coklat
|
1 bungkus
|
Rp 10.000
|
3.
|
Kakao
|
1 bungkus
|
Rp
7.000
|
4.
|
Susu Bubuk
|
1 kotak
|
Rp
15.000
|
5.
|
Baking Soda
|
1
|
Rp
3.000
|
6.
|
Pisang
|
1 kg
|
Rp
5.000
|
7.
|
Gula
|
1 kg
|
Rp
12.000
|
8.
|
Telor
|
4 buah
|
Rp
4.000
|
9.
|
Susu Mentega
|
1
bungkus
|
Rp
15.000
|
10
|
Vanila
|
15 pcs
|
Rp
1.500
|
Jumlah Biaya
|
Rp 82.500
|
Jadi,
dalam setiap kali memproduksi Pizza
Brownies Ceria, kami mengeluarkan biaya bahan baku sebesar Rp 82.500,- dan
setelah kami melakukan praktek pembuatan Pizza Brownies Ceria secara langsung, kami
dapat mengetahui bahwa dalam setiap 1 kali memproduksi Pizza Brownies Ceria dihasilkan sebanyak 4 buah pizza brownies ceria
4.
Biaya
Operasional
No.
|
Jenis Biaya Umum Pabrik
|
Total Biaya per Tahun
|
1.
|
Bahan
Bakar ( Gas Elpiji )
|
Rp
800.000
|
2.
|
Listrik
|
Rp
300.000
|
3.
|
Air
|
Rp
120.000
|
4.
|
Sampah
|
Rp
60.000
|
5.
|
Biaya
Sewa
|
Rp 3.000.000
|
6.
|
Karyawan
|
Rp 4.000.000
|
Total
|
Rp8.280.000
|
4.3 Proyeksi Laba Rugi
Keterangan
|
Bulan 3 (Rp)
|
Bulan 6 (Rp)
|
Bulan 9 (Rp)
|
Bulan 12 (Rp)
|
A.
PENDAPATAN
|
15.500.000
|
20.600.000
|
21.900.000
|
24.000.000
|
B.
BIAYA POKOK PRODUKSI
|
||||
1.
Bahan Baku & Penolong
|
3.447.500
|
4.492.250
|
5.641.475
|
7.905.623
|
2.
Tenaga Kerja Produksi
|
1.000.000
|
1.450.000
|
1.615.000
|
1.896.500
|
Total
Biaya Produksi
|
4.447.500
|
5.942.250
|
7.256.475
|
9.802.123
|
C.
LABA USAHA (A-B)
|
11.052.500
|
14.657.750
|
14.643.525
|
14.197.877
|
D.
BIAYA USAHA
|
||||
1.
Biaya Admin Umum (kas)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
Biaya Pemasaran (kas)
|
90.000
|
99.000
|
108.900
|
119.790
|
E.Total
Biaya Usaha
|
90.000
|
99.000
|
108.900
|
119.790
|
F.
LABA USAHASA (C-E)
|
10.962.500
|
14.558.750
|
14.543.625
|
14.078.087
|
G.
LABA SEBELUM PAJAK
|
10.962.500
|
14.558.750
|
14.543.625
|
14.078.087
|
H.
Estimasi Resiko
|
408.559
|
500.834
|
713.637
|
946.419
|
I.
LABA SETELAH RESIKO
|
10.553.941
|
14.057.916
|
13.829.988
|
13.131.668
|
4.4 Proyeksi Arus Kas
KETERANGAN
|
Bulan 0
|
Bulan 3
|
Bulan 6
|
Bulan 9
|
Bulan 12
|
A.
ARUS KAS MASUSK
|
|
|
|
|
|
1.
Penjualan Tunai
|
|
21.000.000
|
29.600.000
|
35.800.000
|
43.000.000
|
2.
Piutang
|
|
|
|
|
|
3.
Modal Sendiri
|
-
|
|
|
|
|
4.
Kredit Investasi
|
7.000.000
|
|
|
|
|
5.
Kredit Modal Kerja
|
4.157.500
|
|
|
|
|
6.
Saldo Kas Awal
|
|
9.842.500
|
18.442.500
|
24.642.500
|
31.842.500
|
TOTAL
KAS MASUK
|
11.157.500
|
30.842.500
|
48.042.500
|
60.442.500
|
74.842.500
|
B.
ARUS KAS KELUAR
|
|
|
|
|
|
1.
Investasi
|
9.748.650
|
|
|
|
|
2.
Biaya Pokok Produksi (kas)
|
|
12.382.500
|
13.920.750
|
14.612.825
|
18.474.108
|
3.
Biaya usaha (kas)
|
|
90.000
|
99.000
|
108.900
|
119.790
|
TOTAL
KAS KELUAR
|
9.748.650
|
14.647.365
|
15.194.615
|
15.896.590
|
19.768.763
|
C.
KAS NETTO (A-B)
|
1.408.850
|
16.195.135
|
32.847.885
|
44.545.910
|
55.073.737
|
D.
KEWAJIBAN BANK
|
|
|
|
|
|
1.
Angsuran Kredit Investasi
|
|
1.174.865
|
1.174.865
|
1.174.865
|
1.174.865
|
2.
Angsuran Kredit Modal Kerja
|
|
5.157.500
|
|
|
|
TOTAL
KEWAJIBAN BANK
|
-
|
6.332.365
|
1.174.865
|
1.174.865
|
1.174.865
|
E.
SALDO KAS AKHIR (C-D)
|
1.408.850
|
9.862.770
|
31.673.020
|
43.371.045
|
53.898.872
|
4.5 Proyeksi Neraca
KETERANGAN
|
Bulan 0
|
Bulan 3
|
Bulan 6
|
Bulan 9
|
Bulan 12
|
I.
HARTA
|
|
|
|
|
|
A.
HARTA LANCAR
|
|
|
|
|
|
1.
Kas
|
5.157.500
|
13.677.770
|
33.908.290
|
56.636.835
|
81.693.208
|
2.
Piutang
|
|
|
|
|
|
3.
Persediaan
|
|
|
|
|
|
4.
Resiko
|
|
(1.408.560)
|
(3.472.394)
|
(5.786.032)
|
(8.332.452)
|
Total
Harta Lancar
|
5.157.500
|
12.269.210
|
30.435.896
|
50.850.803
|
73.360.756
|
B.
HARTA TETAP
|
|
|
|
|
|
1.
Tanah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
Perlengkapan
|
500.000
|
500.000
|
500.000
|
500.000
|
500.000
|
3.
Peralatan
|
700.000
|
700.000
|
700.000
|
700.000
|
700.000
|
4.
Inventaris Kantor
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
Sewa dibayar dimuka
|
3.000.000
|
3.000.000
|
3.000.000
|
3.000.000
|
3.000.000
|
6.
Lain-lain
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total
Harta Tetap
|
4.200.000
|
4.200.000
|
4.200.000
|
4.200.000
|
4.200.000
|
TOTAL
HARTA (A+B)
|
9.357.500
|
16.469.210
|
34.635.896
|
55.050.803
|
77.560.756
|
II.
HUTANG DAN MODAL
|
|
|
|
|
|
A.
HUTANG LANCAR
|
|
|
|
|
|
1.
Hutang Dagang
|
|
|
|
|
|
2.
Kredit Modal Kerja
|
5.157.500
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3.
Hutang Pajak
|
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total
Hutang Lancar
|
5.157.500
|
-
|
-
|
-
|
-
|
B.
HUTANG JANGKA PANJANG
|
|
|
|
|
|
1.
Hutang investasi
|
5.000.000
|
5.500.000
|
6.000.000
|
7.000.000
|
7.500.000
|
Total
Hutang Jangka Panjang
|
5.000.000
|
5.500.000
|
6.000.000
|
7.000.000
|
7.500.000
|
C.
MODAL
|
|
|
|
|
|
1.
Modal Sendiri
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
Laba Periode lalu
|
|
|
6.200.000
|
15.400.000
|
21.600.000
|
3.
Laba
|
|
5.200.000
|
11.400.000
|
19.000.000
|
25.400.000
|
Total
Modal
|
-
|
5.200.000
|
17.600.000
|
34.400.000
|
47.000.000
|
TOTAL
HUTANG DAN MODAL
|
10.157.500
|
|
23.600.000
|
41.400.000
|
54.500.000
|
10.700.000
|
4.6
Analisis Keuangan
KETERANGAN
|
Bulan 3
|
Bulan 6
|
Bulan 9
|
Bulan 12
|
A.
RATIO LIKUIDITAS
|
|
|
|
|
1.
Working Capital to Total Assets Ratio
|
53%
|
75%
|
84%
|
89%
|
B.
RATIO LEVERAGE
|
|
|
|
|
1.
Total Debt to Total Equity Ratio
|
83%
|
30%
|
16%
|
9%
|
2.
Total Debt to Total Assets Ratio
|
45%
|
23%
|
14%
|
9%
|
C.
RATIO AKTIVITAS
|
|
|
|
|
1.
Total Assets Turn Over
|
135%
|
97%
|
73%
|
59%
|
2.
Working Capital Turn Over
|
257%
|
130%
|
86%
|
65%
|
D.
RATIO KEUNTUNGAN
|
|
|
|
|
1.
Profit Margin
|
45%
|
52%
|
53%
|
53%
|
2.
Rate of Return on Investment (Rentabilitas Ekonomis)
|
61%
|
51%
|
38%
|
31%
|
3.
Rate of Return for the owners (Rentabilitas Modal sendiri)
|
111%
|
66%
|
44%
|
34%
|
2.Pay
back Period
Pay back period merupakan hasil bagi antara proses
tahun pertama dan jumlah bulan dalam satu tahun. Berikut ini adalah hitungannya
:
Tingkat pengembalian modal per bulan:
Proceed tahun ke 1 = 24.000.000 = Rp 2.000.000
12 bulan 12
Total investasi = 9.748.650 = 4,87 bulan= 5 bulan
Tingkat
pengembalian per bulan 2.000.000
Pay back period ini menunjukan seberapa lama investasi kita akan kembali. Berdasarkan
hasil analisis, maka investasi akan kembali setelah 5 bulan.
BAB VI
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
6.1 Umum
- Nama Pemilik : Jon martin
manik
- Alamat Kantor dan Tempat Usaha : Jl. Dago di Bandung
- Bentuk Usaha :
Perusahaan Perseorangan
- Tahun Berdiri :
2012
6.2 Struktur
Organisasi
Struktur organisasi adalah spefikasi
pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu peusahaan ataupun dalam suatu
organisasi dengan cara mengaitkan satu
pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya. Adapun faktor-faktor dalam menentukan
struktur organisasi tersebut kami pertimbangkan dari berbagai hal, diantaranya
adalah melihat bentuk dari perusahaan kami sendiri dan
pertimbangan-pertimbangan lainnya. Sehingga kami dapat menyimpulkan bagaimana
struktur organisasi yang pantas untuk perusahaan kami. Dalam perusahaan ini,
kami menggunakan sistem perusahaan yang terdiri dari Direktur, Manajer
Pemasaran, dan Manajer Keuangan, karena melihat perusahaan kami yang berbentuk
perusahaan dagang dan lebih banyak memberikan pelayanan jasa, maka kami
menentukan sistem organisasinya sebagai berikut.
Adapun struktur organisasi dan garis
komandonya adalah sebagai berikut :
6.3 Analisis
Jabatan
1.
Manajer Umum, adalah seorang
pemimpin dalam suatu perusahaan yang bertanggung jawab atas kinerja perusahaan
yang dipimpinnya.
a.
Uraian Jabatan
· Fungsi
: Sebagai pengambil keputusan
· Uraian
tugas :
-
memimpin perusahaan
-
mengambil keputusan
-
mendelegasikan tugas
-
mengatur jalannya usaha
· Wewenang
:
- mengevaluasi
kinerja dari seluruh elemen sumber daya manusia yang
terlibat dalam kelangsungan usaha perusahaan
- Merubah
keputusan atau kebijakan
- Mengambil
keputusan
- Membuat
konsep program kerja di masa depan
· Tanggung
jawab :
-
Mengelolaan organisasi secara menyeluruh
-
Menetapkan kebijakan –kebijakan
organisasi
-
Memberi
arah bagi interaksi organisasi dengan lingkungannya
· Hubungan
Kerja : mengatur
langkah kerja dan kebijakan atas setiap bagian yang
berada di bawahnya
· Bahan,
alat, mesin : komputer, ATK, laporan
dari setiap bagian.
2.
Kepala Bagian
keuangan
a.
Uraian Jabatan
· Fungsi
: Sebagai pengambil keputusan dalam hal
keuangan
· Uraian
tugas :
- Membuat perencanaan keuangan perusahaan
-
Mengatur
arus pemasukan dan pengeluaran keuangan pada perusahaan
-
Membuat
laporan mengenai posisi arus kas harian dan posisi modal kerja sekaligus
melaporkannya;
-
merencanakan dan mengawasi fungsi
akuntansi dan sumber-sumber keuangan.
-
Membuat laporan keuangan
-
Melakukan pembayaran kepada pihak
supplier ataupun pembayaran bulanan dan membayar pajak perusahaan.
· Wewenang :
-
Memutuskan
kebijakan atas pengelolaan keuangan perusahaan
·
Tanggung Jawab :
-
Bertanggung
jawab atas masalah keuangan perusahaan
-
Bertanggung jawab atas penyediaan uang
-
Bertanggung jawab atas pembagian hasil
laba perusahaan kepada seluruh anggota
· Hubungan
Kerja : mengatur langkah kerja dan kebijakan atas
setiap bagian yang berada di jajarannya serta berkoordinasi dengan bagian yang
ada di atasnya.
· Bahan,
alat, mesin : komputer, ATK, laporan
dari setiap bagian.
3.
Kepala Bagian Produksi
a. Uraian
Jabatan
· Fungsi
: Sebagai pengambil keputusan dalam hal
produksi
· Uraian
tugas :
-
Mengendalikan
proses produksi pembuatan syomay.
-
Menentukan
kapasitas produksi yang akan dihasilkan
-
Melakukan
pengawasan terhadap kualitas.
-
Membuat rencana produksi yang akan
dihasilkan
-
Mengontrol kinerja perusahaan yang
berhubungan dengan proses produksi
-
Melakukan
pegiriman kepada Manajer Pemasaran
· Wewenang :
-
Memutuskan kebijakan nmengenai proses
produksi
-
Menetapkan prosedur dan mekanisme
produksi
-
Mengubah cara produksi yang dinilai
tidak efisien
·
Tanggung Jawab :
-
Bertanggung jawab atas proses produksi
-
Bertanggung jawab atas penyediaan uang
-
Bertanggung jawab atas pembagian hasil
laba perusahaan kepada seluruh anggota.
· Hubungan
Kerja : mengatur langkah kerja dan kebijakan atas
setiap bagian yang berada di jajarannya serta berkoordinasi dengan bagian yang
ada di atasnya.
· Bahan,
alat, mesin : komputer, ATK, laporan
dari setiap bagian.
4.
Kepala Bagian Pemasaran
a.
Uraian Jabatan
· Fungsi
: Sebagai pengambil keputusan dalam hal
pemasaran
· Uraian
tugas :
-
Mempromosikan perusahaan kepada
konsumen;
-
Menciptakan dan memperluas pangsa pasar;
-
Menganalisa
keinginan konsumen terhadap pangsa pasar;
-
Menangkap
peluang pasar yang ada serta meraih kesempatan sebanyak mungkin;
-
Merencanakan dan melaksanakan strategi
pemasaran;
-
Menyampaikan produk-produk dari produsen
ke konsumen.
· Wewenang
:
-
Memutuskan
jalur distribusi apa yang akan digunakan oleh perusahaan
-
Membuat anggaran biaya promosi/pemasaran
·
Tanggung Jawab :
-
Bertanggung jawab atas kegiatan promosi
perusahaan dan produk
-
Bertanggung jawab atas penganggaran
biaya pemasaran
· Hubungan
Kerja : mengatur langkah kerja dan kebijakan atas
setiap bagian yang berada di jajarannya serta berkoordinasi dengan bagian yang
ada di atasnya.
· Bahan,
alat, mesin : komputer, ATK, laporan
dari setiap bagian.
5.
Kepala
Bagian Penjualan
a.
Uraian Jabatan
· Fungsi
: Sebagai pengambil keputusan dalam hal
penjualan
· Uraian
tugas :
-
Menjaga Boot atau kios;
-
Mengelola penjualan setiap harinya;
-
Menganalisa
keinginan konsumen terhadap pangsa pasar;
-
Menyampaikan produk-produk dari produsen
ke konsumen.
· Wewenang
:
-
Memutuskan
jalur distribusi apa yang akan digunakan oleh perusahaan
-
Membuat anggaran biaya penjualan
·
Tanggung Jawab :
-
Bertanggung jawab atas kegiatan
penjualan
-
Bertanggung jawab atas penganggaran
penjualan
· Hubungan
Kerja : mengatur langkah kerja dan kebijakan atas
setiap bagian yang berada di jajarannya serta berkoordinasi dengan bagian yang
ada di atasnya.
· Bahan,
alat, mesin : komputer, ATK, laporan
dari setiap bagian.
BAB VII
Aspek Sosial dan Politik
7.1 Aspek
Sosial
1.
Dengan
membuka bisnis ini kami menciptakan lapangan pekerjaan baru khususnya merekrut
tenaga kerja atau masyarakat sekitar yang membutuhkan pekerjaan. Sehingga mampu
menambah penghasilan bagi pekerja tersebut
2.
Mempermudah
masyarakat yang ingin
mencari makanan dan bsinis kita ini menyediakan produk unik yang dijamin mampu
menarik minat orang untuk mengkonsumsinya.
3.
Bisnis
ini didirikan oleh sekelompok teman yang mau bekerjasama membuka sebuah usaha
bisnis untuk menambah penghasilan. Jadi dengan dijalankannya ini menambah nilai
kerja sama dan kekompakan diantara
kelompok teman tersebut.
7.2 Aspek
Politik
Dengan dibukanya bisnis baru ini, maka akan timbul persaingan
diantara para pedagang yang ada disekitar kios atau foodcourt. Namun untuk
mencegah dari persaingan tersebut maka kami menyusun strategi bisnis untuk
meningkatkan kualitas dan daya tarik pelanggan. Contohnya harga yang sesuai
standar mahasiswa, produk makanan yang unik dan beda dari yang lain, serta
rasanya yang dijamin unik dan enak, jarang dijumpai dipasaran (tempat lain).
BUSINESS PLAN KEWIRAUSAHAAN
PIZZA BROWNIES CERIA
Jl. Mentari No.15 Dago Atas
Disusun Oleh: Jon martin manik
NPM 0610u058
Kelas : D
UNIVERSITAS WIDYATAMA
JURUSAN INFORMATIKA
2012
BANDUNG
Langganan:
Postingan (Atom)